Ketahuan deh….

Beberapa hari yang lalu, pulang kerja, aku lihat indikator tanki bensin tinggal seperempat. Jadi… aku mampir ke pom bensin pulo mas. Ini pom bensin masih kuno penampilannya, tapi sejauh pantauanku, ukurannya oke. Tiap ngisi di catat, jadi tahu berapa rata tempuh per liter, dan ini stabil.

Aku berhenti, matikan mesin, trus keluar dari mobil. Hari sudah agak gelap, dan penerangan juga nggak terlalu terang, Aku melongok longok di bawah stir, sampai abang petugasnya tanya “ibu jadi ngisi nggak?”
“Iya jadi…. ini…mau buka tangki bensin.”
“Lah…kan tangkinya di sebelah sini…. ibu buka langsung pake kunci mobil”
Waduuh.. malu aku, bisa nyetirnya, gak tahu gimana buka tangki bensin.

Setelah selesai membayar, dan menyerahkan bon yang kuminta, itu mas
ngomong ke aku “mobilnya minjam ya bu”

hihihihi….ketahuan deh.. “iya..” malu aku.

Mobilku di opname di bengkel beberapa hari, ini pakai mobil pinjaman.

Beberapa hari sebelumnya aku nyruduk mobil lain yang berhenti mendadak. Nggak ngebut sih, lha abis berhenti karena ada mobil yang mutar, saat start kembali, aku berada di urutan ke dua, 10 meter dari putaran itu, mobil depanku tiba2 berhenti.

Aku klabakan ngerem, tapi tetep aja nggak keburu. Guncangan karena benturan juga tak berasa sih… tapi pengemudi di depanku diam tak bergerak. Aku yang gugup… susah melepas seatbelt, nggak bisa segera turun juga…sementara mobil belakangku terus2an mengklakson. Sambil melepas seatbelt, skaligus was2… melihat orang di depan diam aja, jangan2 orangnya celaka karena ku sruduk.

Ternyata tuh orang bapak tua…mungkin 60 tahunan… begitu aku ketok kaca jendelanya, gemeteran… dan bilang “motor…motor” “Iya… tapi bapak minggir dulu… ke kiri situ tuh.. ntar kita jadi tontonan”

Setelah minggir, dia masih gugup turun dari mobil melihat bemper belakang mobilnya, nggak apa2 sih… lha mobil dia Corolla lama, yang emang keras dan kuat.

Sementara mobilku kan mobil masa kini kayak kaleng kerupuk:-) bemper depannya penyok dikit. Nggak terlalu terlihat, nggak parah, ini luka dalam 🙂 kap mesin susah di buka tutup.

Aku tanya “bapak nggak kenapa kenapa? ada luka nggak?”
“enggak…itu…motor…itu…” masih gugup. “Masih sanggup ndak nyetir melanjutkan perjalanan? kenapa tadi berhenti mendadak?”
“iya…motor….” rada susah dia menjelaskan, katanya tadi motor di depannya berhenti mendadak.

“ya wis nggak apa2…makanya ati2 ya pak, saya jalan lagi ya…” aku pamit

Eh…dia melongo sambil tanya “jadi… kita damai ya bu?”
Lah… emang mau cari perkara? Bisa aja sih aku nuntut dia membayar uang asuransi yang hanya 100 ribu, tapi udahlah… masih gemeteran gitu…

Aku nih ya, gampang banget luluh kayak gitu, tapi juga gampang meledak. Untung aja si bapak tua, polos dan memelas. Kalau dia marah dan ngotot, mungkin aku juga ikutan ngotot dan marah2.

Eh… belum tentu ding, lihat sikon di sekitar situ mendukungku ndak. hihihihi…..(haduh..ketahuan lagi kalau nyalinya ndak seberapa)