11 april 2020, sehari sebelum paskah. Hari sabtu, di rumah saja, karena memang sedang pandemic.
tengah hari, Jovi keponakanku, menelpon. Ini bukan hal yang biasa, karena kami hampir tak pernah komunikasi telpon. Hanya chat WA saja.
Jovi mengabarkan, kalau mamanya sakit… Melany adikku satu2nya, adalah mama Jovi.
Pagi menjelang siang, Jovi terbangun karena mendengar suara HP mama nya yang kenceng dan tidak diangkat. Lalu Jovi mendengar suara seperti mendengkur, turunlah dia ke lantai bawah, menemukan mamanya tergeletak di sofa, tak sadarkan diri.
setelah di bawa ke RS, Melany tak pernah sadar lagi dan berpulang di subuh hari paskah.
Kaget, sedih dan kehilangan.
Pasrah, karena ini bagian dari rencana Tuhan yang tak pernah salah.
kami bertemu terakhir di bulan Februari 2020, di solo. Ngobrol bersama di meja bundar.
Kakakku Milka telah membeli bunga untuk mengganti bunga2 di rumah abu, yang biasanya di lakukan di setiap awal tahun. Tapi karena kondisi kesehatan koh John suaminya, maka, bunga belum sempat diganti. Tugas itu di limpahkan ke Melany.
Karena kesibukan Juga, maka Melany tak sempat juga ke ambarawa mengganti bunga, hingga suatu saat dia bermimpi ketemu mami… cekkong..
dan teringatlah akan tugas tersebut.
Bunga2 pun akhirnya diganti, dan sempat di video saat penggantian tersebut.
Dua bulan kemudian, dia sendiri yang pergi dan tinggal bersama para orang tua kami, dan bersama Bapa di Surga.
Tugasnya telah selesai.
Melany di kremasi di Solo hari berikutnya. Kami tak bisa datang, karena pandemi dan PSBB telah dilakukan di mana-mana. Covid telah merenggut banyak hal termasuk ritual mengantar raga adikku yang terakhir kali.
kami mengikuti acara dengan video conference WA, menangis bersama di tempat kami masing2, mengantar kepergian adik kami dari jauh.
Pasrah, berserah, karena semua bagian dari rancangan Tuhan. hanya yang terbaik yang Dia berikan untuk anak2Nya.