Pilih mana? pakai Karet atau pakai Kawat?

Sabtu malam, aku ke dokter gigi, karena bahu kananku pegel banget. Lho….?

lha iya, sabtu pagi pas bangun, bahu sebelah kanan kencang dan pegel, pingin di pijit. Rasa pegal ini menjalar sampai ke belakang leher dan pipi kanan. Trus pas minum teh hangat, langsung berasa …sengkriiing… gusi kanan ngilu banget. Celaka nih…apa gigi lubang? aku ingat-ingat, kontrol terakhir Desember lalu baik-baik saja, dan aku termasuk yang rajin merawat gigi dan mengunjungi dokter gigi.

Karena Yoke perlu juga agar kawat bracketnya di perbaiki sedikit, Yoke ikut mau periksa juga. Karena aku merasa pusing sebelah, aku nggak mau setir mobil, harus dianterin nih, sekalian Rachel di ajak. Baru kali ini ke dokter bawa rombongan sirkus.

Dokternya sudah kenal baik, karena dia yang merawat gigi Yoke sejak pertama kali di Bracket. Rupanya, problemku, gusinya radang. Tidak ada masalah dengan gigi, tapi gusinya saja. Aku hanya perlu mengoleskan gel sehari lima kali, sambil rongent juga, untuk deteksi lebih lanjut, apakah ada problem lain.

Karena Rachel ikutan, sekalian aku suruh dokter memeriksa giginya. Gigi permanennya sudah tumbuh 6. ke enam gigi baru tampaknya gede2 mulai mendesak gigi susu. Aku minta dokter melihat prospek tumbuhnya, apakah bakal jadi gitong? (gigi tongos) Mengingat Rachel sampai sekarang masih mengisap jempol kanannya. (bahasa Rachel -> nyutnyut)

Analisa dokter, melihat dari emak bapak dan kakaknya, kemungkinan emang giginya bakal gede gede. Sementara gusinya sendiri kecil, kurang berkembang. Kalau dibiarkan sampai semua gigi permanen tumbuh, kemungkinan akan tongos atau gingsul (nggak rapi tumbuhnya, saling bertumpuk)

Memang nantinya bisa di atasi dengan di pasang bracket seperti Yoke. Tapi kawat gigi kan muahal banget. Bisa di cegah mulai dari sekarang, Rachel harus rajin pasang karet. Karet ini bentuknya seperti gigi palsu yang nyambung antara gigi atas dan gigi bawah. fungsinya untuk membantu arah tumbuh dan mengembangkan gusinya. Harus disiplin pakai, setiap tidur malam, dan selama satu jam di siang hari.

Harga karetnya pun nggak murah. Tapi kalau aku liat, Rachel cukup patuh untuk ikut aturan. Misalkan, jangan makan ayam goreng Mc D atau KFC dan sebangsanya. Dia patuh. Jadwal Les dan pr, dia kerjakan tanpa perlu di uber2.

Aku tanya ke Rachel, pilih mana? pakai karet tiap malam sampai gigi permanen tumbuh semua? atau pakai kawat gigi selama bertahun tahun, lebih sakit dan biaya lebih tinggi?

Rachel tahu ketika pertama pertama Yoke pasang behel, sakitnya, rewelnya, ribetnya. Rachel langsung pilih, pakai karet. Ya….maka karet itu langsung dibeli.

Malam sebelum tidur, langsung di pasang karet dan tidur langsung nyenyak.

Pagi pagi, bangun tidur Rachel teriak “Mama…karetnya tertelan!”

Matih aku….panik! Karet segede itu? tertelan? Coba cari dulu…ngumpet di selimut kali? Nggak ada juga…. rupanya itu karet terlepas dan terlempar ke bawah kolong!.

Hehehe…..emang sih, dokter sudah bilang, 3 bulan pertama adalah penyesuaian, masih bakal sering lepas tanpa sadar. Tapi siapa sangka lepasnya sampai ke kolong?

Menurut Yoke, ada baiknya Rachel pakai karet yang 3 in 1.

1 karet funsinya 3 katanya.

Satu : membantu gigi tumbuh rapi

Dua : mencegah nyutnyut waktu tidur, dengan harapan, kebiasaan ini hilang

Tiga : Mengurangi berisik, mencegah ceriwis. (ini salah satu kelebihan sekaligus kekurangan Rachel)

Beberapa teman tanya dokter giginya Yoke

Drg Hasen Handjaja
Jl Danau Indah 4 Blok A3/37 Sunter Indah
telp6501168

Lokasinya Sunter di belakang kampus IBii. Praktek tiap malam termasuk malam minggu.